Sabtu, 03 Mei 2014

Wawa part II

Pagi yang begitu indah. Udara puncak yang dingin namun tetap memberi kesegaran dan ketenangan. Ya ketenangan :) semua anak mengaharapkan ketenangan di pagi itu.

"Assalamualaykum, ini makan paginya", Tomomengantarkan makan pagi ke kamar tim putri yang letaknya memang bersebelahan dengan kamar tim putra.
"Iya terimakasih nak"

Semua anak bersiap-bersiap, berdo'a memohon kelancaran dan dapat membawa nama baik kabupaten Cantik. Wawa merasa sangat gugup dan hampir tidak bisa mengendalikan dirinya, semua materi yang telah dipelajarinya terasa hilang dan menguap begitu saja. Ia berjalan hampa menuju ruangan biologi sambil terus berusaha mengusir gugup yang dari tadi tak kunjung pergi dan kian bertambah ketika melihat banyak anak berkacamata diruangan. Wawa selalu menganggap bahwa anak yang berkacamata adalah anak yang pandai dan rajin, saingan berat.

5 menit sejak soal dibagikan Wawa mulai bisa mengndalikan dirinya dan mengerjakan soal sebaik yang Ia bisa.

2 jam berlalu dengan ditemani 100 soal. Wawa keluar ruangan dengan wajah muram,kecewa terhadap dirinya dan tak sadar ada Tomo yang memperhatikannya dari bazar buku.

Acara  hari itu selesai, semua bergegas pulang. Semua anak pulang dengan membawa 1 harapan 'lolos'.
10 menit perjalanan pulang suasana terasa sangat beku,tak banyak percakapan disana.
Wawa menoleh kebelakang,  terlihatTomo yang sedang asyik dengan HPnya.

Nining akhirnya mencairkan suasana dengan meminta bertukar nomor HP dan email. Selembar kertas diputarkan dari baris belakng ke depan. Wawa yang memang cuek dengan lingkungannya baru mengetahui orang yang sejak kemarin duduk dibelakang joknya dan orang yang mengantarkan makan pagi itu bernama 'Tomo'.
"Kriiiing" terdengar suara dari HP Tomo
"Itu nomor aku, di save ya, Wawa."
Tomo hanya tersenyum dan mengiyakan dengan anggukan.

Suasana muali cair. Banyak guyonan dan celotehan yang muncul.
Wawa yang terkadang nakal terlihat senang mengoda Didi yang pendiam dan polos. Teriak dan tawa mulai terdengar.

***
Waktu makan malam tiba, rombongan memutuskan untuk berhenti disalah satu restauran.
Acara makan dan solat berlalu begitu saja. Ya bagi Wawa dan anak yang lain berlalu begitu saja, namun tidak dengan Tomo. Ia merasakan suatu perasaan yang tak biasa muncul pad dirinya. Ia merasa makan malam disamping Wawa adalah hal yang dapat menghilangkan perasaan yang mengganjal -lebih tepatnya menambah perasaan aneh itu semakin aneh-

Wawa tak henti-hentinya menggoda Didi samapi akhirnya tak terasa di kota Cantik.

Suasana berubah ketika Mumu mabuk perjalanan. Nining yang duduk tepat disamping Mumu merasakan hal sama ketika melihat Mumu mabuk -bukan hanya Nining, tapi mungkin semua orang yang berada dlaam mobil juga merasakan hal sama-

Mumu turun lebih awal karena memang rumahnya paling dekat. Ya Mumu mtelah bebas dari mabuk perjalanan, namun tidak dengan orang berada di mobil. Mumu mungkin lupa membuang kresek yang menolongnya saat Ia mabuk. Semua anak bingung.
"Tomo, bleh minta tolong dibuangain kreseknya ga?" Bujuk Wawa dengan wajah memelas.
Tomo terdiam, namun selang beberapa detik Ia berdiri dan keluar membuang kresek itu

"Ya ampun baik banget ni orang" Celetuk Wawa dalam hati.

Dan akhirnya tiba waktunya semua rombongan berpisah.
"Pak, Bapak pulang ke Selatan bagaimana? Ini sudah malam Pak mampir daja ke rumahku"  Tanya Wawa kepada pak Ade guru pembimbjng dari SMA Selatan Bercahaya.
"Ya terimakasih bak, tapi kami dijemput Bapaknya Tomo"
"O begitu Pak, ya sudah hati-hati ya Pak"

45 menit berlalu. Wawa sampai dirumah.
Tepat saat Ia mau tidur terdengar HPnya berbunyi
"Alhamdullillah sudah sampai."  Ternyata sms dari Tomo
"Iya sama aku juga baru nyampe,eh aku add fb-mu di accept ya." Balas Wawa

***
Hari demi hari berlalu. Namun akli ini tidak berlalu begitu saja bagi Wawa dan Tomo. Keduanya mulai merasakan hal yang aneh pada diri masing-masing. Namun keduanya emutuskan untuk.memendam dan menerka sendiri perasaan aneh itu. 2 minggu berlalu, komen fb dan sms rupanya menemani hari mereka.

Tak disangka Tomo memutuskan untuk bermain ke rumah Wawa. Wawa yang juga mwnRuh simpati kepada Tomo menyetujui permi taan Tomo.

Lama Wawa menunggu, Tomo tak kunjung tiba dan pikiran yang todak tidak-tidak muali muncul dalam benak Wawa.
"Apa nyasar ya? Atau jangan-jangn...." Wawa mwnghentikan percakpan dalam dirinya sendiri.

Sibgakt cerita akhirnya Tomo dirumah Wawa yang memang sangat jauh dari rumah Tomo.
Entah ad aperckapana apa dan kejadian apa setelah itu. Namun semoga Wawa dan Tomo dapat menjaga diri dan perasaan mereka masing-masing hingga waktu menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar